Jawa Pos

Ukraina Dapat Bantuan, Rusia Perkuat Pasukan

Kremlin Kirim Personel dan Senjata ke Belarusia

KIEV – Negara-negara Barat mulai unjuk dukungan ke Ukraina. Inggris menjadi yang pertama. Mereka mengirimkan sistem senjata pertahanan antitank ringan. Tidak disebutkan dengan jelas senjata jenis apa yang diberikan ke Kiev. Suplai pertama dilakukan Senin (17/1) lalu.

”Itu bukan senjata strategis dan tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia. Senjata tersebut dipakai untuk mempertahankan diri,” ujar Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace dalam paparan kepada parlemen seperti dikutip BBC.

Senjata yang dikirim adalah jenis jarak pendek. Meski begitu, Wallace menegaskan bahwa senjata itu bakal membuat pihak lain berpikir ulang sebelum menyerang Ukraina. Jika ada tank yang masuk ke negara tersebut, senjata bantuan Inggris itu bisa ditembakkan sebagai mekanisme pertahanan. Selain senjata, Inggris juga mengirim sejumlah personel militer. Mereka akan melatih tentara Ukraina dalam jangka waktu terbatas.

Setali tiga uang, Kanada juga mengirimkan pasukan ke Ukraina. Berdasar laporan Global News, Ottawa mengirim unit pasukan khusus. Mereka akan mengidentifikasi cara untuk membantu pemerintah Ukraina dan menyiapkan rencana evakuasi bagi personel diplomatik Kanada jika terjadi invasi skala penuh.

Salah satu juru bicara Komando Pasukan Operasi Khusus Kanada tidak mau mengonfirmasi laporan tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa Kanada mendukung pasukan keamanan Ukraina secara berkala lewat sejumlah pelatihan sejak 2020.

Jerman belum mengirimkan pasukan ataupun bantuan persenjataan ke Ukraina. Namun, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyatakan bahwa negaranya akan melakukan segalanya untuk menjamin keamanan Ukraina dan Eropa. Pernyataan itu diberikan dalam kunjungannya ke Kiev. Kemarin (18/1) dia bertolak ke Moskow untuk bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Kanselir Jerman Olaf Scholz menambahkan, mereka berharap Rusia mengambil upaya untuk mengurangi ketegangan. ”Agresi militer terhadap Ukraina bakal memiliki konsekuensi politik dan ekonomi yang serius bagi Rusia,” tegas Scholz seperti dikutip Agence France-Presse.

Bukan tanpa alasan Ukraina dan negaranegara Barat meyakini bahwa Rusia akan menyerang. Ada sekitar 100 ribu tentara Rusia dengan berbagai persenjataan lengkap di perbatasan Rusia-Ukraina sisi timur. NATO menyatakan, itu adalah persiapan invasi.

Rusia menampik tudingan tersebut. Versi Kremlin, itu adalah respons atas meningkatnya kehadiran NATO di wilayah yang masuk dalam pengaruh Rusia. Yaitu, negara-negara pecahan Uni Soviet. Rusia menentang perluasan keanggotaan NATO. Ukraina ingin mendaftar ke NATO, sementara Rusia berusaha menjegalnya.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menyambut baik dukungan Inggris dan negara lainnya. Dalam cuitannya, dia menyatakan sangat mengapresiasi keputusan Inggris untuk mengirimkan senjata. Ukraina memang terang-terangan meminta bantuan dari negara-negara Barat. Sebab, mereka yakin Rusia bisa menyerang dari mana saja. Termasuk dari negara tetangganya, Belarusia.

Rusia dan Belarusia berencana menggelar latihan perang gabungan besar-besaran bulan depan. Tempat latihan itu berada di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina. Sekretaris Dewan Keamanan Negara Belarusia Alexander Volfovich mengungkapkan bahwa pasukan Rusia mulai berdatangan di negara tersebut untuk berlatih.

Kedatangan pasukan itu lengkap dengan sejumlah senjata, termasuk tank tempur. Sama seperti Rusia, Belarusia juga menampik latihan tersebut untuk menyerang Ukraina.

POLITIKA & INTERNASIONAL

id-id

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

https://jawapos.pressreader.com/article/281560884164625

Jawa Pos