Jawa Pos

Disebut di Banten, padahal Gempa Palu 2018

ADA

saja netizen +62 yang menyebarkan informasi keliru. Misalnya, akun Facebook Aries Aris yang mengunggah rekaman dampak gempa bumi. Katanya, video yang merekam jalanan rusak parah itu terjadi di Banten.

”Gempa di Lebak Banten kemarin sore sekitar jam 16.00.” Begitu keterangan unggahan pada Minggu, 16 Januari 2022. Keterangan itu melengkapi rekaman amatir yang memperlihatkan kondisi suatu daerah pascagempa. Retakanretakan jalan pun terlihat jelas dalam situasi tersebut. Rekaman itu juga memperlihatkan banyak bangunan yang roboh dan hancur. Termasuk jembatan perlintasan serta sekilas menunjukkan sebuah stasiun pengisian bahan bakar yang hancur tak berbentuk (bit. ly/RekamanGempa).

Pemberian keterangan Lebak,

Banten, itu perlu dicermati lebih lanjut. Memang ada gempa pada 14 Januari 2022 di Banten. Portal

jawapos.com menyebut total ada 1.378 unit rumah rusak akibat bencana gempa bumi magnitudo 6,6. Wilayah terdampak paling parah ada di Kabupaten Pandeglang dengan 262 rumah rusak berat, 289 rumah rusak sedang, dan 663 rumah rusak ringan. Adapun Kabupaten Lebak mencapai 16 rumah rusak berat, 13 rumah rusak sedang, dan 108 rumah rusak ringan. Lalu, di Kabupaten Serang terdapat 10 rumah rusak sedang. Anda dapat membacanya di bit. ly/DampakGempa2022.

Tapi, video yang diunggah akun

Facebook tersebut ternyata bukan kejadian di Banten. Saat ditelusuri, situs padanan gambar mengarah

Tube yang sudah terbit beberapa tahun lalu. Salah satunya kanal

YouTube milik Jared Surya Permana yang mengunggah video pada 10 Oktober 2018. Kanal tersebut menyebutkan dengan jelas bahwa lokasi kejadian gempa itu berada di Palu, Sulawesi Tengah. ”Tanah Retak Di SPBU Sigi ketika Gempa DI Palu.” Begitu judul video kanal Jared Surya Permana.

Video 2 menit 55 detik itu sangat identik dengan video yang diunggah akun Facebook Aries Aris. Terutama bentuk retakan dan hancurnya jalan raya serta beberapa bangunan yang roboh akibat gempa bumi tersebut. Anda dapat melihatnya di bit.ly/GempaDiPalu.

Penelusuran lainnya, gempa dahsyat dengan magnitudo 7,4 itu mengguncang tujuh kota/ kabupaten di Sulawesi Tengah. Bukan hanya gempa bumi yang dirasakan masyarakat Sulawesi Tengah, melainkan juga tsunami dan likuefaksi. Menurut ulasan jawapos.com, setidaknya ada 437 gempa susulan dengan magnitudo yang bervariasi.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa susulan dapat mencapai 1.000 kali. Hal tersebut merupakan proses normal yang mengikuti terjadinya sebuah gempa besar. ”Itu terjadi karena sedang mencari keseimbangan sistem lempeng sesar yang ada. Sifatnya normal. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir meskipun ada guncangan,” imbau Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat itu. Selengkapnya, Anda dapat membacanya di bit. ly/KondisiSaatItu.

EKONOMI BISNIS

id-id

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

https://jawapos.pressreader.com/article/281642488543249

Jawa Pos