Jawa Pos

Jembatan Putus, 1.500 Warga Terisolasi

Banjir Melanda Sejumlah Wilayah di Jatim

PASURUAN ‒ Banjir masih menjadi bencana yang paling sering melanda akibat intensitas hujan tinggi di berbagai wilayah Jatim. Tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, bencana tersebut juga menimbulkan korban jiwa.

Salah satu yang paling parah terjadi di wilayah Probolinggo. Tepatnya di Desa Gunggungan Kidul, Kecamatan Pakuniran. Banjir bandang menerjang desa berpenduduk sekitar 3 ribuan jiwa tersebut, membuat infrastruktur berupa dua jembatan rusak.

SalahsatujembatanitumenjadiaksesutamabagiwargadiDusun Pancor, dusun paling atas di desa setempat. ”Mulanya terdengar gemuruh, seperti suara helikopter. Ternyata banjir bandang,’ kata Fathur Rozi, ketua BPD Desa Gunggungan Kidul.

Selain jembatan utama, satu lagi yang rusak adalah jembatan alternatif. Dengan putusnya dua jembatan tersebut, sekitar 1.500 warga di tiga RT di Dusun Pancor terisolasi.

Banjir bandang di Desa Gunggungan Kidul juga menimbulkan korban jiwa. Sunijar, warga Dusun Pancor, terseret banjir dan baru ditemukan kemarin (18/1). Sayang, kondisinya sudah meninggal dunia. Dia terseret banjir sejauh 1 kilometer lebih dari lokasi kejadian.

Camat Pakuniran Imron Rasyidi mengatakan, Pemkab Probolinggo langsung mengambil langkah penanganan. Pemkab sudah melakukan asesmen terhadap sejumlah lokasi yang terdampak. ’’Dusun Pancor, Krajan, dan Desa Patemon itu juga terdampak. Selain jembatan rusak, jalan menyempit akibat digerus air,’’ kata Imron.

Wilayah lain yang juga mengalami banjir parah adalah Pasuruan. Setidaknya, sembilan desa di tiga kecamatan terdampak. Misalnya, yang terjadi di Desa Kedawung Kulon, Kecamatan Grati. Ketinggian air bahkan sempat mencapai 1,5 meter. Warga lansia yang terjebak banjir langsung dievakuasi. Bencana serupa melanda Kecamatan Grati, Rejoso, dan Winongan.

Di Banyuwangi, hujan deras selama dua jam yang mengguyur wilayahkotamengakibatkanbanjirdisejumlahruasjalanprotokol. Diantaranya,JalanA.Yani,JalanKolSugiono,danJalanM.T.Haryono.

Hujan disertai angin juga menumbangkan tiga pohon besar dengan diameter 50 sentimeter. Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi menerjunkan sejumlah tim dan beberapa unit kendaraan untuk mengevakuasi pohon tumbang. Setidaknya ada lima unit peralatan yang dikerahkan, yaitu mobil station, pikap, serta chainsaw sedang dan besar.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Rahmat Ari Pranata mengatakan, pohon tumbang disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kota Banyuwangi. ”Setidaknya ada tiga pohon berukuran besar yang tumbang, berdiameter sekitar 50 cm,” katanya.

EKONOMI BISNIS

id-id

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

2022-01-19T08:00:00.0000000Z

https://jawapos.pressreader.com/article/281651078477841

Jawa Pos