Tambah Waktu Jeda dan Sediakan Ruang Transit

Bagaimana evaluasi dewan tentang pelaksanaan PTM 100 persen selama seminggu ini?

Banyak yang perlu diperbaiki. Salah satunya adalah jeda waktu antara sif pertama yang pulang dan gelombang kedua yang hendak masuk ke sekolah. Menurut saya, intervalnya terlalu mepet. Hanya 30 menit lho. Saya menyarankan penambahan waktu jeda menjadi satu jam.

Dengan begitu, tidak terjadi kerumunan antara siswa yang datang dan pulang dari sekolah. Berdasar pengamatan saya, orang tua murid yang mengantar dan menjemput tampak berkerumun di sekolah. Kondisi itu justru riskan melanggar protokol kesehatan (prokes).

Selain menambah waktu jeda, ada lagi yang harus dibenahi?

Ada. Ruang transit. Ruang tunggu ini berfungsi menampung anak-anak yang belum dijemput orang tuanya. Supaya anak tidak keluar atau pulang sendiri. Makanya, ruang transit dibutuhkan. Ruang transit ini tidak perlu yang bagus. Yang penting nyaman serta memiliki sirkulasi udara. Misalnya, di taman atau teras sekolah. Namun, tetap ada pantauan dan pengawasan dari guru atau satgas mandiri sekolah.

Bagaimana dengan kepatuhan siswa terhadap protokol kesehatan?

Namanya juga anak-anak. Saya mengimbau wali siswa untuk memperhatikan masker yang diberikan kepada anaknya. Masker tetap perlu memperhatikan standar kesehatan. Masker harus medis. Tidak boleh sekadar bagus dan lucu atau menarik. Saya juga mengingatkan bahwa siswa tidak boleh bertukar masker. Guru harus jeli dan menjadi pengawas yang ulung. Jangan sampai anak bertukar masker hanya karena masker lucu.

Sejauh ini apakah dewan memberikan lampu hijau pada kantin sekolah untuk buka?

SITI MARIYAM Anggota Komisi D DPRD Surabaya

Saya menilai, kantin jangan dibuka dulu ya. Terutama di sekolah dasar. Saya khawatir jika anak-anak jajan tanpa memperhatikan prokes. Termasuk pedagang di depan sekolah. Ini harus diperhatikan betul. Kasihan anak-anak. Kondisi masih pandemi. Jangan ada dulu pedagang di depan sekolah. Selesai belajar, anakanak harus kembali ke rumah.